Notification

×

Iklan

Iklan

Tragedi Berdarah 28 Agustus 2025 : Ojol Tewas, PENA ’98 Tegaskan Demokrasi Harus Dibela

| Agustus 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-30T04:59:15Z


Jakarta media pena98– Peristiwa tragis tewasnya seorang driver ojek online (ojol) yang dilindas mobil taktis (rantis) dalam aksi demonstrasi 28 Agustus 2025 di Jakarta kembali mencoreng wajah demokrasi Indonesia. Tragedi ini menambah daftar panjang kekerasan aparat terhadap rakyat yang seharusnya dilindungi negara.
Perhimpunan Nasional Aktivis ’98 (PENA ’98) melalui Tumpak Sidabutar dengan lantang mengecam tindakan represif aparat.
“Ini bukan sekadar insiden, tetapi bukti telanjang bahwa kekerasan negara terhadap rakyat masih terus berlangsung,” tegas Tumpak, Jumat (29/8/2025).
Menurutnya, gugurnya driver ojol tersebut bukan hanya luka keluarga, tetapi juga duka kolektif bangsa serta tamparan keras bagi demokrasi Indonesia.
“Nyawa yang melayang adalah bukti kegagalan negara dalam menjalankan mandatnya: melindungi segenap rakyat,” ucapnya.
Alih-alih menjaga keamanan, Tumpak menilai aparat justru berubah menjadi mesin penindas hak rakyat. “Demokrasi yang seharusnya memberi ruang kebebasan berpendapat dan jaminan keselamatan, kini justru dibungkam dengan kekerasan, ketakutan, dan korban jiwa,” sambung mantan Aktivis FORKOT 1998 itu.
PENA ’98 menegaskan dukungan penuh kepada rakyat yang turun ke jalan. Demonstrasi adalah hak konstitusional yang dijamin UUD 1945, bukan kejahatan.
“Aspirasi rakyat yang tumpah ke jalan lahir dari kegelisahan terhadap kebijakan yang tidak adil dan merugikan. Itu suara murni rakyat, bukan makar,” kata Tumpak.
Ia menambahkan, gugurnya seorang ojol dalam aksi tersebut harus menjadi panggilan moral bagi seluruh elemen bangsa.
“Kami dari PENA ’98 tidak akan tinggal diam ketika rakyat menjadi korban kekerasan negara. Demokrasi harus dibela, aparat brutal harus dilawan. Dan kami akan terus berada di barisan rakyat,” tegasnya menutup pernyataan.  (BOSTON R.NBA)
×
Berita Terbaru Update